PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS EKSPOSISI SECARA TERTULIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS EKSPOSISI SECARA TERTULIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
Riya Ariyani
Drs. Bambang Hartono M.Hum
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa dan Sastra Indonesia
                                                                                                                                         

Abstrak
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan memproduksi teks eksposisi siswa menggunakan pendektan scientific dan media audiovisual. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus, yaitu proses tindakan siklus I dan siklus II. Tahapan tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa secara klasikal yang terus meningkat dari hasil prasiklus sebesar 41,7%, siklus I 66,7, dan siklus II menjadi 88,8%. Peningkatan keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scietific dan media audiovisual ini juga diikuti dengan meningkatnya kondisi saat proses pembelajaran dan perubahan perilaku siswa menjadi lebih baik, yakni siswa lebih aktif dan menyukai pembelajaran memproduksi teks eksposisi.
Kata Kunci: teks eksposisi, scientific, audiovisual
 



Abstract

The purpose of this research is to improve students' skills produce exposition text using a scientific approach and audiovisual media. This study used a design of a class action (PTK) with two cycles, the process cycle I and cycle II. Stages of each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. The results obtained showed a significant increase. It can be seen from the success rate of students in the classical style that continues to rise from prasiklus result of 41.7%, 66.7 first cycle and second cycle to 88.8%. Improved skills in writing, producing text exposition Scietific approach and audiovisual media is also followed by increasing the current state of the learning process and student behavior change for the better, the more active student learning and produce text like exposition.
Keywords: text exposition, scientific, audiovisual



PENDAHULUAN
Kurikulum tahun 2013 menyebutkan bahwa salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas X SMA/SMK adalah memproduksi teks eksposisi secara tertulis. Oleh karena itu, kompetensi tersebut semestinya dikuasai oleh siswa. Akan tetapi, pada kenyataanya masih banyak siswa yang belum mampu menguasai kompetensi dasar  tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada siswa kelas X Sosial 1 menunjukan sebanyak 75% atau 27 siswa dari 36 siswa tidak suka memproduksi tulisan atau menulis. Siswa cenderung sulit untuk menentukan gagasan atau ide yang akan mereka tulis, dan masih banyak siswa yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini terbukti pada setiap guru memberikan tugas memproduksi teks secara tertulis, banyak siswa yang tidak bisa memproduksi teks sesuai dengan struktur teks dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Hasil keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis siswa kelas X_Sosial 1 SMA N 2 Pati juga masih rendah dengan ketercapaian ketuntasan siswa secara klasikal hanya mencapai 41,67% atau hanya sebanyak 15 siswa yang mendapatkan nilai ≥2,66. Pada kategori sangat baik pada rentang nilai 3,34-4,00 belum ada siswa yang mendapat predikat A, hanya 1 siswa atau 2,78% dari jumlah siswa mendapat predikat A-. Pada kategori baik dengan rentang nilai 3,01-3,33 terdapat 5 siswa atau 13,89% mendapat predikat B+. Pada kategori B dengan rentang nilai 2,67-3,00 terdapat 9 siswa atau 25% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai dalam kategori B- atau minimal 2,66. Kemudian pada rentang nilai 2,01-2,33 terdapat 9 siswa atau 25% yang mendapat nilai C+, dan 2 siswa atau 5,56% mendapat nilai berpredikat C, dan 1 siswa atau 2,78% mendapat nilai berpredikat C-.
Saat proses pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis berlangsung sebagian besar siswa mengalami kesulitan ketika mencari dan menentukan bahan untuk memproduksi teks eksposisi secara tertulis. Mereka bingung hal apa yang akan mereka tulis untuk bahan memproduksi teks eksposisi secara tertulis. Selama pembelajaran siswa tidak berhadapan langsung dengan objek yang akan dijadikan tulisan pada pemroduksian teks eksposisi secara tertulis sehingga siswa hanya mengandalkan angan-angan mereka untuk menyusun bahan menulis teks eksposisi. Selain itu, masih banyak siswa yang mengalami kesalahan saat memproduksi teks eksposisi secara tertulis terutama dari aspek struktur penyusunan teks eksposisi. Siswa belum mampu merangkai bahan tulisan sesuai dengan struktur teks eksposisi yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Aspek yang lain seperti isi teks eksposisi, pemilihan kosa kata, penyusunan kalimat dalam teks dan mekanik penulisan sesuai dengan rubrik penilaian pada sistem di kurikulum pendidikan tahun 2013.
Dari segi emosional terkadang saat proses pembelajaran berlangsung tercipta keadaan di mana siswa mengalami ketakutan tersendiri pada saat mereka memproduksi tulisan. Mereka takut kalau tulisan yang mereka hasilkan tidak sesuai dengan tulisan yang diidelakan dalam penjelasan guru. Akibatnya, mereka menjadi sangat hati-hati dalam menulis sehingga produktivitas berbahasanya menjadi rendah.
Selain itu, banyak siswa melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis, seperti berbicara pada teman, tidur, bercanda, dan lain-lain. Siswa juga kurang berpartisipasi dalam kegiatan tanya jawab, diskusi kelompok, kurang bersemangat, dan sulit berkonsentrasi saat pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis ketika berlangsung. Siswa sering tidak memperhatikan materi yang diajarkan guru karena merasa bosan hanya mendengarkan ceramah dari guru yang panjang.
Berdasarkan permasalahan pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis di SMA Negeri 2 Pati sudah jelas bahwa pembelajaran yang dilakukan belum maksimal karena selama proses pembelajaran berlangsung belum melibatkan siswa secara aktif baik fisik, mental maupun emosional. Penerapan serta penggunaan cara baru atau pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang selama ini berlangsung harus diterapkan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hal tersebut bertujuan agar siswa memperoleh cara belajar baru untuk dapat meningkatkan keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis mereka sehingga tercapai proses pembelajaran yang efektif, efisien, menarik, dan juga bermutu tinggi.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsi proses pembelajaran, mengetahui peningkatan keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual, perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran, dan mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendektan scientific dengan media audiovisual.
Pada kurikulum 2013 kompetensi dasar merupakan hasil dari penjabaran kompetensi inti. Kompetensi inti untuk mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri atas 4 kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Kompetensi inti 1 dan 2 berhubungan dengan sikap spiritual dan sikap sosial. Sementara itu, kompetensi inti 3 dan 4 berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan teks.
Salah satu komptensi dasar dalam kompetensi inti yang berhubungan dengan ranah keterampilan (psikomotor) adalah keterampilan menyusun teks yang terdapat dalam kompetensi dasar 4.2. Kompetensi dasar tersebut berisi, “memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan”. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, keterampilan memproduksi teks dapat dibagi menjadi 2, yaitu keterampilan memproduksi teks secara lisan (berbicara) dan keterampilan memproduksi teks secara tertulis (menulis).
 Keterampilan memproduksi teks secara tertulis adalah isitilah yang dipakai untuk keterampilan menulis dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi IV:2008) menyebutan pengertian memproduksi adalah menghasilkan atau mengeluarkan hasil. Berdasarkan urain dalam KBBI dapat disimpulkan bahwa memproduksi sama halnya dengan menghasilkan produk sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Dalam KBBI telah dijelaskan teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang, kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan dan bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran. Secara fungsional, teks merupakan sejumlah unit simbol kebahasaan yang digunakan untuk mewujudkan realitas pengalaman dan logika(ideasional), realitas sosial (interpersonal), dan sekaligus realitas tekstual/semiotik (simbol) (Kemendikbud 2013:77).
Secara sistemik, sebagai teks bahasa terdiri atas sejumlah sistem atau unit kebahasaan yang secara hierarkis bekerja secara simultan dan sistemik dari sistem yang lebih rendah berupa fonologi/grafologi menuju ke sistem yang lebih tinggi berupa leksikogramatika, semantik wacana, dan struktur teks. Tiap-tiap peringkat itu tidak dapat dipisahkan karena merupakan organisme yang mempunyai peran yang saling terkait dalam merealisasikan makna holistik atau tujuan sosial suatu wacana (Halliday, 1985a; Halliday, 1994 dalam Kemendikbud 2013:77).
Keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis adalah keterampilan untuk menulis teks yang berisi ungkapan gagasan yang mempertahankan argumentasi satu sisi dengan disertai alasan yang kuat. Anderson dan Anderson  (2003:122) menjelaskan bahwa an exposition is piece of text that present one side of an issue. If you have ever tried to persuade someone to believe something or if you have argued with someone, then you have used the exposition text type. The purpose of an exposition text is to persuade the reader or listener by presenting one side of an argument. Hal ini berarti bahwa teks eksposisi adalah teks yang menyajikan satu sisi dari sebuah isu untuk meyakinkan pembaca atau pendengar dengan menghadirkan satu sisi argumentasi yang kuat.
Eksposisi adalah jenis teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. Teks ini berbeda dengan teks diskusi yang berisi dua sisi argumentasi; teks eksposisi hanya berisi satu sisi argumentasi: sisi yang mendukung atau sisi yang menolak. Struktur teksnya adalah pernyataan pendapat (tesis) ^ argumentasi ^ penegasan ulang pendapat (Kemendikbud 2013:195).
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi adalah sebuah teks yang dapat menceritakan pendapat pribadi penulis terhadap suatu permasalahan, seperti sebuah anjuran misalnya. Dalam teks eksposisi hanya berisi satu pendapat dari penulis yaitu antara pendapat menerima atau menolak. Argumentasi yang disampaikan oleh penulis harus berupa argumentasi yang kuat dengan didukung oleh fakta-fakta atau penelitian yang mendukung argumentasi. Apabila argumentasi tidak mempunyai fakta pendukung dapat didasarkan pada pendapat yang kuat utuk mendukung tulisannya dalam teks eksposisi.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan  mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan scientific (ilmiah) ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai -nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai -nilai atau sifat-sifat nonilmiah.
Pembelajaran berbasis pendekatan scientific/ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Proses pembelajaran harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan scientific/ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsprirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori. Pendekatan scientific/ ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2013:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Media (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat 2008:892) adalah alat (sarana) atau medium yang berarti alat untuk mencapai sesuatu.
Arsyad (2004:30) berpendapat bahwa pengajaran melalui media audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya memalui pandangan dan pedengaran serta tidak seluruhnya, yang tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
Berdasarkan beberapa uraian pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa media audiovisual adalah media yang mempunyai suara dan dapat menayangkan gambar yang direkam. Media audiovisual yang digunakan pada pembelajaran ini juga dimaksudkan untuk memudahkan siswa memperoleh bahan penulisan teks eksposisi. Bahan penulisan teks eksposisi dikemas secara audiovisual. Bahan penulisan yang dikemas secara audiovisual bertujuan untuk meningkatkan minat siswa, dengan dipancing oleh adanya audio dan visualisasi yang disajikan sehingga siswa lebih mudah untuk menghasilkan tulisan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengenai pembelajaran memproduksi teks eksposisi dengan pendekatan scientific menggunakan media audiovisual, merupakan penelitian yang berbasis kelas atau sekolah yang menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dirancang melalui dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam proses pengkajian berdaur pada setiap siklusnya, yakni (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observation), dan (4) refleksi (reflection) dalam tiap-tiap siklus.
Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas X Sosial I SMA Negeri 2  Pati yang terdiri atas 36 siswa. Penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas X Sosial 1 ini terdiri atas dua siklus yang masing-masing siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian pada tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dari penelitian ini diperoleh dengan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes dalam hal ini adalah praktik memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audovisual. Sedangkan instrument nontes berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran dan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audovisual. Dokumentasi berupa foto diambil pada saat pembelajaran.
            Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk data yang berupa data tes akan dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data yang diperoleh menggunakan instrument nontes akan dianalisis secara kualitatif. Data yang dianalisis secara kualitatif diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data kuantitatif diperoleh dari hasil tes memproduksi teks eksposisi secara tertulis.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
            Hasil tindakan kelas ini diperoleh dari tindakan siklus I dan siklus II. Hasil tes tindakan pada siklus I dan siklus II berupa keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual. Adapun hasil nontes berupa uraian proses pembelajaran yang meliputi keintensifan, kekondusifan, keefektifan tindakan, dan kereflektifan dalam proses pembelajaran, uraian perilaku siswa siswa yang meliputi sikap religius dan sikap sosial jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab serta uraian mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual.
            Proses pembelajaran yang ingin dicapai pada siklus I, yaitu: (1) keintensifan proses pembelajaran, (2) kekondusifan proses pembelajaran, (3) keefektifan tindakan dalam proses pembelajaran, dan (4) kereflektifan dalam proses pembelajaran.Adapun target yang diharapkan sebesar 75%. Data yang diperoleh pada siklus I pada aspek keintensifan proses pembelajaran mencapai hasil sebesar 62,5%. Pada aspek kekondusifan mencapai 62,5%. Pada aspek keefektifan tindakan proses pembelajaran mencapai 75%, dan pada aspek kereflektifan proses pembelajaran sebesar 62,5%. Hasil yang didapat pada siklus I ini belum sesuai dengan target yang diharapkan.
            Berdasarkan hasil tes siklus I, telah terjadi peningkatan hasil memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual pada siswa kelas X Sosial 1 SMA Negeri 2 Pati. Aspek yang dinilai dalam pembelajaran ini meliputi (1) isi, (2) struktur teks, (3) kosakata, (4) kalimat, dan (5) mekanik. Hasil tes siklus I secara keseluruhan mencapai ketuntasan secara klasikal sebesar 66,67%. Nilai keseluruhan pada siklus I belum memenuhi KKM, yaitu sebesar 75%. Oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan siklus II.
            Perubahan perilaku siswa dalam penelitian adalah perubahan perilaku yang lebih positif. Aspek yang diamati antara lain sikap religius dan sikap sosial jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab. Target yang diharapkan sebesar 75% siswa menunjukkan perubahan perilaku yang dimaksud, hasil pada siklus I menunjukkan bahwa hasil pengamatan perubahan perilaku sudah memenuhi target yang diharapkan. Untuk perilaku yang menunjukkan sikap religius mencapai 80,5%, sikap sosial jujur sebesar 88,9%, sikap sosial peduli sebesar 91,6%, sikap sosial santun sebesar 86,1%, dan sikap sosial tanggung jawab sebesar 94,4%.
            Tanggapan diperoleh dari hasil wawancara. Hasil wawancara yang dijadikan pengamatan berdasarkan tiga kategori nilai yang diperoleh, yaitu nilai tinggi, rendah, dan sedang. Ada empat pertanyaan yang disajikan untuk memperoleh tanggapan siswa, yaitu mengenai perasaan siswa, kemudahan dan kesulitan yang dialami, pendapat siswa, dan saran. Secara keseluruhan jawaban yang diungkapkan siswa menunjukkan tanggapan yang positif, hanya saja ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan, kesulitan-kesulitan itu antara lain kesulitan saat menentukan topik, dan kesulitan saat membuat kerangka teks, dan kesulitan saat mengembangkan kkerangka. Namun pada umumnya siswa merasa senang mengikuti pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual.
Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan siklus I. Tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki keterampilan siswa dalam memproduksi teks eksposisi dan memecahkan masalah siswa yang muncul dalam keterampilan siswa memproduksi teks eksposisi pada siklus I. Tindakan ini dilakukan karena hasil keterampilan memproduksi teks eskposisi siswa kelas X Sosial 1 SMA Negeri 2 Pati pada siklus I masih belum mencapai ketuntasan, yaitu dengan ketuntasan 66,7%. Hasil tersebut belum memenuhi target minimal ketuntasan yaitu 75% ketuntasan secara klasikal dari jumlah responden. Selain itu, masih dijumpai perilaku yang kurang baik saat pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual berlangsung. Oleh karena itu, tindakan siklus II dilakukan untuk meningkatkan keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis dan mengubah perilaku siswa ke arah yang positif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
            Aspek pengamatan pada proses pembelajaran memproduksi teks eksposisi masih sama pada siklus I, namun hasil yang diperoleh jauh lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Pada aspek keintensifan proses pembelajaran mencapai 87,5%, pada aspek kekondusifan proses pembelajaran mencapai 87,5%, pada aspek keefektifan tindakan dalam proses pembelajaran sebesar 91,7%, dan pada aspek kereflektifan dalam proses pembelajaran sebesar 87,5%.
            Berdasarkan hasil tes siklus II, telah terjadi peningkatan hasil memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual pada siswa kelas X Sosial 1 SMA Negeri 2 Pati. Aspek yang dinilai dalam pembelajaran siklus II ini masih sama dengan aspek penilaian pada siklus I. Nilai keseluruhan pada siklus II jauh lebih baik dibandingkan hasil siklus I, yakni  dengan persentase ketuntasan sebesar 88,7%.
            Aspek yang diamati pada perubahan perilaku siswa antara lain sikap religius dan sikap sosial jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab. Target yang diharapkan sebesar 75% ternyata mampu dicapai pada setiap aspek. Pada pembelajaran siklus II, sebagian besar siswa sudah menunjukkan perubahan perilaku yang diharapkan. Perilaku yang menunjukkan sikap religius mencapai 100%, sikap sosial jujur sebesar 100%, sikap sosial peduli sebesar 100%, sikap sosial santun sebesar 100%, dan sikap sosial tanggung jawab sebesar 100%.
            Tanggapan yang diperoleh pada siklus II ini secara umum lebih baik daripada siklus I. Pada pertanyaan pertama mengenai perasaan siswa selama mengikuti proses pembelajaran siswa dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah mengungkapkan bahwa mereka sangat senang. Pada pertanyaan kedua mengenai kemudahan dan kesulitan hampir seluruh siswa mengungkapkan bahwa pada siklus II mereka tidak menemukan kesulitan. Adapun pada pertanyaan keempat mengenai pendapat siswa, sebagian besar siswa menganggapi pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual, dan siswa menyarankan agar pembelajaran dengan pendekatan dan media yang digunakan peneliti juga digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia.


Tabel 1 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
No.
Aspek Pengamatan
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
1.
Keintensifan proses pembelajaran
62,5%
87,5%
25%
2.
Kekondusifan proses pembelajaran
62,5%
87,5%
16,7%
3.
Keefektifan tindakan dalam proses pembelajaran
75%
91,7%
25%
4.
Kereflektifan dalam proses pembelajaran
62,5%
87,5%
25%

Tabel 2 Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Memproduksi Teks Eksposisi Siklus I dan Siklus II
No.
Aspek
yang Dinilai
Persentase Ketuntasan
Target Ketuntasan
Peningkatan Pencapaian
Ket
Pra
SI
SII
Pra-SI
SI-SII
1.
Kesesuaian isi teks eksposisi
34,38%
50%
83,33%
75%
15,62%
41,11%
Tuntas
2.
Keruntutan struktur teks eksposisi
33,33%
63,89%
94,44%
75%
36,11%
25%
Tuntas
3.
Pilihan kosakata
44,44%
52,77%
83,33%
75%
8,33%
30,56%
Tuntas
4.
Keefektifan kalimat
41,67%
50%
83,33%
75%
8.33%
33,33%
Tuntas
5.
Mekanik Penulisan
44,44%
50%
80,55%
75%
5,56%
30,55%
Tuntas
Tabel 3 Peningkatan Perubahan Perilaku pada Siklus I dan Siklus II
No.
Aspek Observasi
Siklus I

Siklus II

Peningkatan
Pencapaian
1.
Religius
80,5%
100%
19,5%
2.
Sosial Jujur
88,9%
100%
11,1%
3.
Sosial Peduli
91,6%
100%
8,4%
4.
Sosial Santun
86,1%
100%
13,9%
5.
Sosial Tanggung Jawab
94,4%
100%
5,6%
Tabel 4 Tanggapan Siswa terhadap Pembejaran Memproduksi Teks Eksposisi pada Siklus I dan Siklus II
No.
Pertanyaan
Siklus I
Siklus II
1.
Bagaimana perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis yang baru saja dilakukan?
Siswa senang mengikuti pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis.

Siswa merasa sangat senang mengikuti pembelajaran karena bisa mengetahui cara memproduksi teks eksposisi secara tertulis dengan lebih mudah.
2.
Apa saja kemudahan dan kesulitan yang dialami selama mengikuti pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis yang baru saja dilakukan?
Kesulitan yang dirasakan pada saat menentukan topik, membuat kerangka, dan mengembangkan kerangka.
Pembelajaran ini sangat menyenangkan karena mempermudah siswa memproduksi teks eksposisi secara tertulis.
3.
Bagaimana pendapat siswa mengenai pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis  yang baru saja dilakukan?
Pembelajaran ini menyenangkan, namun ada beberapa siswa yang masih kesulitan.

Pembelajaran ini sangat menyenangkan.

4.
Apa saran siswa berkaitan dengan pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis yang baru saja dilakukan?
Pembelajaran dengan pendekatan dan media ini harus lebih sering dilakukan.
 Cara ini sangat menarik dan seru, beritahukan kepada guru bahasa Indonesia.



PENUTUP
     Berdasarkan data, analisis, dan pembahasan dalam penelitian ini yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut: (1) pada siklus I aspek pengamatan proses pembelajaran yang meliputi aspek keintensifan proses pembelajaran, kekondusifan proses pembelajaran, keefektifan tindakan dalam proses pembelajaran, dan kereflektifan dalam proses pembelajaran memperoleh nilai rata-rata sebesar 63,5% sedangkan pada siklus II persentase rata-rata yang diperoleh sebesar 88,5%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual berjalan dengan baik dan menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 23%. (2) terjadi peningkatan hasil tes keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual. Hasil siklus I mencapai 66,7% pada persentase ketuntasan sedangkan siklus II diperoleh ketutasan sebesar 88,8%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 22,2%. (3) perilaku pada siklus II mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Artinya, secara umum seluruh aspek yang diamati, yaitu sikap sreligius dan sikap sosial jujur, peduli, santun, tanggung jawab pada siswa kelas X Sosial 1 SMA Negeri 2 Pati mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. (4) Tanggapan siswa terhadap pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual menunjukkan respon yang baik. Secara umum siswa menyukai pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual karena teknik dan media yang digunakan dianggap menyenangkan dan dapat memudahkan siswa dalam memproduksi teks eksposisi secara tertulis.
            Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis dan mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa. Saran yang dapat disampaikan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia agar menggunakan atau menerapkan pendekatan scientific dan media audiovisual dalam pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis. Bagi para peneliti di bidang bahasa dan sastra Indonesia disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M dan Anderson, K. 2003.Type Text In English 1. Australia: Macmillan            Education Australia RTY LTD

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi         Aksara.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri   dan Akademik Kelas X untuk Siswa. Jakarta: Kemendikbud

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri   dan Akademik Kelas X untuk Guru. Jakarta: Kemendikbud

Kosasih, Engkos. 2013. Kreatif Berbahasa Indonesia untuk SMK/MAK Kelas X.     Jakarta: Erlangga.


Komentar