PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS EKSPOSISI SECARA TERTULIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
PENINGKATAN
KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS EKSPOSISI SECARA TERTULIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL
Riya Ariyani
Drs. Bambang Hartono M.Hum
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa dan
Sastra Indonesia
Abstrak
Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan memproduksi teks eksposisi siswa menggunakan pendektan scientific dan media audiovisual. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus, yaitu proses tindakan siklus
I dan siklus II. Tahapan tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa secara klasikal yang terus meningkat dari hasil
prasiklus sebesar 41,7%, siklus I 66,7, dan siklus II menjadi 88,8%. Peningkatan
keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan
pendekatan scietific dan media audiovisual ini juga diikuti dengan meningkatnya
kondisi saat proses pembelajaran dan perubahan perilaku siswa menjadi lebih
baik, yakni siswa lebih aktif dan menyukai pembelajaran memproduksi teks eksposisi.
Kata Kunci: teks eksposisi, scientific, audiovisual
The purpose of this research is
to improve students' skills produce exposition text using a scientific approach
and audiovisual media. This study used a design of a class action (PTK) with
two cycles, the process cycle I and cycle II. Stages of each cycle consisting
of planning, action, observation, and reflection. The results obtained showed a
significant increase. It can be seen from the success rate of students in the
classical style that continues to rise from prasiklus result of 41.7%, 66.7
first cycle and second cycle to 88.8%. Improved skills in writing, producing
text exposition Scietific approach and audiovisual media is also followed by
increasing the current state of the learning process and student behavior
change for the better, the more active student learning and produce text like
exposition.
Keywords: text exposition,
scientific, audiovisual
PENDAHULUAN
Kurikulum tahun 2013
menyebutkan bahwa salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa
kelas X SMA/SMK adalah memproduksi teks eksposisi secara tertulis. Oleh karena
itu, kompetensi tersebut semestinya dikuasai oleh siswa. Akan tetapi, pada
kenyataanya masih banyak siswa yang belum mampu menguasai kompetensi dasar tersebut.
Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada siswa kelas X Sosial 1
menunjukan sebanyak 75% atau 27 siswa dari 36 siswa tidak suka memproduksi
tulisan atau menulis. Siswa cenderung sulit untuk menentukan gagasan atau ide
yang akan mereka tulis, dan masih banyak siswa yang tidak menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini terbukti pada setiap guru memberikan
tugas memproduksi teks secara tertulis, banyak siswa yang tidak bisa
memproduksi teks sesuai dengan struktur teks dan menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
Hasil keterampilan memproduksi teks eksposisi secara
tertulis siswa kelas X_Sosial 1 SMA N 2 Pati juga masih rendah dengan ketercapaian ketuntasan siswa secara klasikal
hanya mencapai 41,67% atau hanya sebanyak 15 siswa yang
mendapatkan nilai ≥2,66. Pada
kategori sangat baik pada rentang nilai 3,34-4,00 belum ada siswa yang mendapat
predikat A, hanya 1 siswa atau 2,78% dari jumlah siswa mendapat predikat A-.
Pada kategori baik dengan rentang nilai 3,01-3,33 terdapat 5 siswa atau 13,89%
mendapat predikat B+. Pada kategori B dengan rentang nilai 2,67-3,00 terdapat 9
siswa atau 25% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai dalam kategori B-
atau minimal 2,66. Kemudian pada rentang nilai 2,01-2,33 terdapat 9 siswa atau
25% yang mendapat nilai C+, dan 2 siswa atau 5,56% mendapat nilai berpredikat
C, dan 1 siswa atau 2,78% mendapat nilai berpredikat C-.
Saat proses
pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis berlangsung sebagian besar
siswa mengalami kesulitan ketika mencari dan menentukan bahan untuk memproduksi
teks eksposisi secara tertulis. Mereka bingung hal apa yang akan mereka tulis
untuk bahan memproduksi teks eksposisi secara tertulis. Selama pembelajaran siswa
tidak berhadapan langsung dengan objek yang akan dijadikan tulisan pada
pemroduksian teks eksposisi secara tertulis sehingga siswa hanya mengandalkan
angan-angan mereka untuk menyusun bahan menulis teks eksposisi. Selain itu,
masih banyak siswa yang mengalami kesalahan saat memproduksi teks eksposisi
secara tertulis terutama dari aspek struktur penyusunan teks eksposisi. Siswa belum
mampu merangkai bahan tulisan sesuai dengan struktur teks eksposisi yang
terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang
pendapat. Aspek yang lain seperti isi teks eksposisi, pemilihan kosa kata,
penyusunan kalimat dalam teks dan mekanik penulisan sesuai dengan rubrik
penilaian pada sistem di kurikulum pendidikan tahun 2013.
Dari segi emosional
terkadang saat proses pembelajaran berlangsung tercipta keadaan di mana siswa mengalami
ketakutan tersendiri pada saat mereka memproduksi tulisan. Mereka takut kalau
tulisan yang mereka hasilkan tidak sesuai dengan tulisan yang diidelakan dalam
penjelasan guru. Akibatnya, mereka menjadi sangat hati-hati dalam menulis
sehingga produktivitas berbahasanya menjadi rendah.
Selain itu, banyak siswa
melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan pembelajaran memproduksi teks
eksposisi secara tertulis, seperti berbicara pada teman, tidur, bercanda, dan
lain-lain. Siswa juga kurang berpartisipasi dalam kegiatan tanya jawab, diskusi
kelompok, kurang bersemangat, dan sulit berkonsentrasi saat pembelajaran
memproduksi teks eksposisi secara tertulis ketika berlangsung. Siswa sering
tidak memperhatikan materi yang diajarkan guru karena merasa bosan hanya
mendengarkan ceramah dari guru yang panjang.
Berdasarkan
permasalahan pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis di SMA
Negeri 2 Pati sudah jelas bahwa pembelajaran yang dilakukan belum maksimal
karena selama proses pembelajaran berlangsung belum melibatkan siswa secara
aktif baik fisik, mental maupun emosional. Penerapan serta penggunaan cara baru
atau pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang berbeda dengan
pembelajaran yang selama ini berlangsung harus diterapkan sebagai upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Hal tersebut bertujuan agar siswa memperoleh cara
belajar baru untuk dapat meningkatkan keterampilan memproduksi teks eksposisi
secara tertulis mereka sehingga tercapai proses pembelajaran yang efektif,
efisien, menarik, dan juga bermutu tinggi.
Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mendeskripsi proses pembelajaran, mengetahui
peningkatan keterampilan memproduksi
teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual,
perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran, dan mengetahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendektan scientific dengan media audiovisual.
Pada kurikulum 2013
kompetensi dasar merupakan hasil dari penjabaran kompetensi inti. Kompetensi
inti untuk mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri atas 4 kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa. Kompetensi inti 1 dan 2 berhubungan dengan sikap spiritual
dan sikap sosial. Sementara itu, kompetensi inti 3 dan 4 berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan teks.
Salah satu komptensi
dasar dalam kompetensi inti yang berhubungan dengan ranah keterampilan
(psikomotor) adalah keterampilan menyusun teks yang terdapat dalam kompetensi
dasar 4.2. Kompetensi dasar tersebut berisi, “memproduksi teks anekdot,
eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang
koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan
maupun tulisan”. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, keterampilan
memproduksi teks dapat dibagi menjadi 2, yaitu keterampilan memproduksi teks
secara lisan (berbicara) dan keterampilan memproduksi teks secara tertulis
(menulis).
Keterampilan memproduksi teks secara tertulis
adalah isitilah yang dipakai untuk keterampilan menulis dalam pembelajaran
dengan kurikulum 2013. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi IV:2008)
menyebutan pengertian memproduksi adalah menghasilkan atau mengeluarkan hasil.
Berdasarkan urain dalam KBBI dapat disimpulkan bahwa memproduksi sama halnya
dengan menghasilkan produk sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Dalam KBBI telah dijelaskan teks adalah naskah yang
berupa kata-kata asli dari pengarang, kutipan dari kitab suci untuk pangkal
ajaran atau alasan dan bahan
tertulis untuk dasar memberikan pelajaran. Secara
fungsional, teks merupakan sejumlah unit simbol kebahasaan yang digunakan untuk
mewujudkan realitas pengalaman dan logika(ideasional), realitas sosial
(interpersonal), dan sekaligus realitas tekstual/semiotik (simbol) (Kemendikbud
2013:77).
Secara sistemik,
sebagai teks bahasa terdiri atas sejumlah sistem atau unit kebahasaan yang
secara hierarkis bekerja secara simultan dan sistemik dari sistem yang lebih
rendah berupa fonologi/grafologi menuju ke sistem yang lebih tinggi berupa
leksikogramatika, semantik wacana, dan struktur teks. Tiap-tiap peringkat itu
tidak dapat dipisahkan karena merupakan organisme yang mempunyai peran yang
saling terkait dalam merealisasikan makna holistik atau tujuan sosial suatu
wacana (Halliday, 1985a; Halliday, 1994 dalam Kemendikbud 2013:77).
Keterampilan
memproduksi teks eksposisi secara tertulis adalah keterampilan untuk menulis
teks yang berisi ungkapan gagasan yang mempertahankan argumentasi satu sisi
dengan disertai alasan yang kuat. Anderson dan Anderson (2003:122) menjelaskan bahwa an exposition is piece of text that present
one side of an issue. If you have ever tried to persuade someone to believe
something or if you have argued with someone, then you have used the exposition
text type. The purpose of an exposition text is to persuade the reader or
listener by presenting one side of an argument. Hal ini berarti bahwa teks
eksposisi adalah teks yang menyajikan satu sisi dari sebuah isu untuk
meyakinkan pembaca atau pendengar dengan menghadirkan satu sisi argumentasi
yang kuat.
Eksposisi
adalah jenis teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkan
sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. Teks ini berbeda dengan teks diskusi
yang berisi dua sisi argumentasi; teks eksposisi hanya berisi satu sisi
argumentasi: sisi yang mendukung atau sisi yang menolak. Struktur teksnya
adalah pernyataan pendapat (tesis) ^ argumentasi ^ penegasan ulang pendapat
(Kemendikbud 2013:195).
Dari pengertian-pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi
adalah sebuah teks yang dapat menceritakan pendapat pribadi penulis terhadap
suatu permasalahan, seperti sebuah anjuran misalnya. Dalam teks eksposisi hanya
berisi satu pendapat dari penulis yaitu antara pendapat menerima atau menolak.
Argumentasi yang disampaikan oleh penulis harus berupa argumentasi yang kuat
dengan didukung oleh fakta-fakta atau penelitian yang mendukung argumentasi. Apabila
argumentasi tidak mempunyai fakta pendukung dapat didasarkan pada pendapat yang
kuat utuk mendukung tulisannya dalam teks eksposisi.
Kurikulum
2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran
meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian
mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan
dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau
situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan scientific
(ilmiah) ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi
seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai -nilai
atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai -nilai atau sifat-sifat
nonilmiah.
Pembelajaran
berbasis pendekatan scientific/ilmiah
itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Proses
pembelajaran harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan scientific/ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu
kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan
dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah
Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan pendekatan adalah konsep dasar yang
mewadahi, menginsprirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana
metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori. Pendekatan scientific/ ilmiah berarti konsep dasar
yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan
metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.
Gerlach dan Ely (dalam
Arsyad 2013:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Media (Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi keempat 2008:892) adalah alat (sarana) atau medium yang berarti alat
untuk mencapai sesuatu.
Arsyad (2004:30)
berpendapat bahwa pengajaran melalui media audiovisual adalah produksi dan
penggunaan materi yang penyerapannya memalui pandangan dan pedengaran serta
tidak seluruhnya, yang tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang
serupa.
Berdasarkan beberapa
uraian pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa media audiovisual
adalah media yang mempunyai suara dan dapat menayangkan gambar yang direkam. Media audiovisual yang digunakan pada
pembelajaran ini juga dimaksudkan untuk memudahkan siswa memperoleh bahan
penulisan teks eksposisi. Bahan penulisan teks eksposisi dikemas secara
audiovisual. Bahan penulisan yang dikemas secara audiovisual bertujuan untuk
meningkatkan minat siswa, dengan dipancing oleh adanya audio dan visualisasi
yang disajikan sehingga siswa lebih mudah untuk menghasilkan tulisan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengenai
pembelajaran memproduksi teks eksposisi dengan pendekatan scientific menggunakan media audiovisual, merupakan penelitian yang
berbasis kelas atau sekolah yang menggunakan desain penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian
tindakan kelas yang dirancang melalui dua siklus, yaitu proses tindakan pada
siklus I dan siklus II. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam
proses pengkajian berdaur pada setiap siklusnya, yakni (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observation), dan (4) refleksi (reflection)
dalam tiap-tiap siklus.
Sumber
data dari penelitian ini adalah siswa kelas X
Sosial I SMA Negeri 2 Pati yang terdiri atas 36 siswa. Penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas X
Sosial 1 ini
terdiri atas dua siklus yang masing-masing siklus terdiri atas dua kali
pertemuan. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian pada tiap siklus terdiri atas
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dari penelitian ini
diperoleh dengan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes dalam hal ini adalah
praktik memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audovisual.
Sedangkan instrument nontes berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
dokumentasi. Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran
dan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, wawancara dalam
penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atau tanggapan siswa
terhadap pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan
pendekatan scientific dengan media
audovisual. Dokumentasi berupa foto diambil pada saat pembelajaran.
Data
yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Untuk data yang berupa data tes akan dianalisis secara
kuantitatif, sedangkan data yang diperoleh menggunakan instrument nontes akan
dianalisis secara kualitatif. Data yang dianalisis secara kualitatif diperoleh
dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data kuantitatif diperoleh
dari hasil tes memproduksi teks
eksposisi secara tertulis.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
tindakan kelas ini diperoleh dari tindakan siklus I dan siklus II. Hasil tes
tindakan pada siklus I dan siklus II berupa keterampilan memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan
pendekatan scientific dengan media
audiovisual. Adapun hasil nontes berupa uraian proses
pembelajaran yang meliputi keintensifan, kekondusifan, keefektifan tindakan,
dan kereflektifan dalam proses pembelajaran, uraian perilaku siswa siswa yang
meliputi sikap religius dan sikap
sosial jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab serta
uraian mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan
pendekatan scientific dengan media
audiovisual.
Proses
pembelajaran yang ingin dicapai pada siklus I, yaitu: (1) keintensifan proses
pembelajaran, (2) kekondusifan proses pembelajaran, (3) keefektifan tindakan
dalam proses pembelajaran, dan (4) kereflektifan dalam proses
pembelajaran.Adapun target yang diharapkan sebesar 75%. Data yang diperoleh pada siklus I
pada aspek keintensifan proses pembelajaran mencapai hasil sebesar 62,5%. Pada aspek kekondusifan mencapai
62,5%. Pada aspek keefektifan tindakan proses pembelajaran mencapai 75%, dan pada aspek kereflektifan proses
pembelajaran sebesar 62,5%.
Hasil yang didapat pada siklus I ini belum sesuai dengan target yang
diharapkan.
Berdasarkan
hasil tes siklus I, telah terjadi peningkatan hasil memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan
pendekatan scientific dengan media
audiovisual pada siswa kelas X Sosial 1 SMA Negeri 2 Pati.
Aspek yang dinilai dalam pembelajaran ini meliputi (1) isi, (2) struktur teks, (3) kosakata, (4) kalimat, dan (5) mekanik. Hasil tes siklus I secara
keseluruhan mencapai ketuntasan
secara klasikal sebesar 66,67%. Nilai keseluruhan pada siklus I
belum memenuhi KKM, yaitu sebesar 75%.
Oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan siklus II.
Perubahan
perilaku siswa dalam penelitian adalah perubahan perilaku yang lebih positif.
Aspek yang diamati antara lain sikap religius dan sikap sosial jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab.
Target yang diharapkan sebesar 75%
siswa menunjukkan perubahan perilaku yang dimaksud, hasil pada siklus I menunjukkan
bahwa hasil pengamatan perubahan perilaku sudah memenuhi target yang diharapkan.
Untuk perilaku yang menunjukkan sikap religius mencapai 80,5%,
sikap sosial jujur
sebesar 88,9%,
sikap sosial peduli
sebesar 91,6%,
sikap sosial santun
sebesar 86,1%, dan sikap sosial tanggung jawab sebesar 94,4%.
Tanggapan
diperoleh dari hasil wawancara. Hasil wawancara yang dijadikan pengamatan
berdasarkan tiga kategori nilai yang diperoleh, yaitu nilai tinggi, rendah, dan
sedang. Ada empat pertanyaan yang disajikan untuk memperoleh tanggapan siswa,
yaitu mengenai perasaan siswa, kemudahan dan kesulitan yang dialami, pendapat
siswa, dan saran. Secara keseluruhan jawaban yang diungkapkan siswa menunjukkan
tanggapan yang positif, hanya saja ada beberapa siswa yang masih merasa
kesulitan, kesulitan-kesulitan itu antara lain kesulitan saat menentukan topik,
dan kesulitan saat membuat kerangka
teks, dan kesulitan saat mengembangkan kkerangka. Namun pada umumnya siswa merasa
senang mengikuti pembelajaran memproduksi
teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual.
Tindakan siklus II
merupakan kelanjutan dari tindakan siklus I. Tindakan pada siklus II ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki keterampilan siswa dalam memproduksi
teks eksposisi dan memecahkan masalah siswa yang muncul dalam keterampilan
siswa memproduksi teks eksposisi pada siklus I. Tindakan ini dilakukan karena
hasil keterampilan memproduksi teks eskposisi siswa kelas X Sosial 1 SMA Negeri
2 Pati pada siklus I masih belum mencapai ketuntasan, yaitu dengan ketuntasan
66,7%. Hasil tersebut belum memenuhi target minimal ketuntasan yaitu 75% ketuntasan
secara klasikal dari jumlah responden. Selain itu, masih dijumpai perilaku yang
kurang baik saat pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis
menggunakan pendekatan scientific
dengan media audiovisual berlangsung. Oleh karena itu, tindakan siklus II
dilakukan untuk meningkatkan keterampilan memproduksi teks eksposisi secara
tertulis dan mengubah perilaku siswa ke arah yang positif selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Aspek
pengamatan pada proses pembelajaran memproduksi
teks eksposisi masih sama pada siklus I, namun hasil yang
diperoleh jauh lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Pada
aspek keintensifan proses pembelajaran mencapai 87,5%, pada aspek kekondusifan proses
pembelajaran mencapai 87,5%,
pada aspek keefektifan tindakan dalam proses pembelajaran sebesar 91,7%, dan pada aspek kereflektifan dalam
proses pembelajaran sebesar 87,5%.
Berdasarkan
hasil tes siklus II, telah terjadi peningkatan hasil memproduksi teks eksposisi
secara tertulis menggunakan pendekatan scientific
dengan media audiovisual pada siswa kelas X Sosial 1 SMA Negeri 2 Pati.
Aspek yang dinilai dalam pembelajaran siklus II ini masih sama dengan aspek
penilaian pada siklus I. Nilai keseluruhan pada siklus II jauh lebih baik
dibandingkan hasil siklus I, yakni
dengan persentase ketuntasan sebesar 88,7%.
Aspek
yang diamati pada perubahan perilaku siswa antara lain sikap religius dan sikap sosial jujur, peduli, santun, dan
tanggung jawab. Target yang diharapkan sebesar 75% ternyata mampu dicapai pada setiap
aspek. Pada pembelajaran siklus II, sebagian besar siswa sudah menunjukkan
perubahan perilaku yang diharapkan. Perilaku yang menunjukkan sikap religius mencapai 100%, sikap sosial jujur sebesar 100%, sikap sosial peduli sebesar 100%, sikap sosial santun sebesar 100%, dan sikap sosial tanggung jawab sebesar 100%.
Tanggapan
yang diperoleh pada siklus II ini secara umum lebih baik daripada siklus I.
Pada pertanyaan pertama mengenai perasaan siswa selama mengikuti proses
pembelajaran siswa dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah mengungkapkan
bahwa mereka sangat senang. Pada pertanyaan kedua mengenai kemudahan dan
kesulitan hampir seluruh siswa mengungkapkan bahwa pada siklus II mereka tidak
menemukan kesulitan. Adapun pada pertanyaan keempat mengenai pendapat siswa,
sebagian besar siswa menganggapi
pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual, dan
siswa menyarankan agar pembelajaran dengan pendekatan dan media yang
digunakan peneliti juga digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
Tabel
1 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
|
No.
|
Aspek
Pengamatan
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Peningkatan
|
|
1.
|
Keintensifan proses pembelajaran
|
62,5%
|
87,5%
|
25%
|
|
2.
|
Kekondusifan proses pembelajaran
|
62,5%
|
87,5%
|
16,7%
|
|
3.
|
Keefektifan tindakan dalam proses
pembelajaran
|
75%
|
91,7%
|
25%
|
|
4.
|
Kereflektifan dalam proses
pembelajaran
|
62,5%
|
87,5%
|
25%
|
Tabel
2 Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Memproduksi Teks Eksposisi Siklus I dan Siklus II
|
No.
|
Aspek
yang Dinilai
|
Persentase
Ketuntasan
|
Target
Ketuntasan
|
Peningkatan
Pencapaian
|
Ket
|
|||
|
Pra
|
SI
|
SII
|
Pra-SI
|
SI-SII
|
||||
|
1.
|
Kesesuaian
isi teks eksposisi
|
34,38%
|
50%
|
83,33%
|
75%
|
15,62%
|
41,11%
|
Tuntas
|
|
2.
|
Keruntutan
struktur teks eksposisi
|
33,33%
|
63,89%
|
94,44%
|
75%
|
36,11%
|
25%
|
Tuntas
|
|
3.
|
Pilihan
kosakata
|
44,44%
|
52,77%
|
83,33%
|
75%
|
8,33%
|
30,56%
|
Tuntas
|
|
4.
|
Keefektifan
kalimat
|
41,67%
|
50%
|
83,33%
|
75%
|
8.33%
|
33,33%
|
Tuntas
|
|
5.
|
Mekanik
Penulisan
|
44,44%
|
50%
|
80,55%
|
75%
|
5,56%
|
30,55%
|
Tuntas
|
Tabel
3 Peningkatan Perubahan Perilaku pada Siklus I dan Siklus II
|
No.
|
Aspek
Observasi
|
Siklus I
|
Siklus
II
|
Peningkatan
Pencapaian
|
|
1.
|
Religius
|
80,5%
|
100%
|
19,5%
|
|
2.
|
Sosial Jujur
|
88,9%
|
100%
|
11,1%
|
|
3.
|
Sosial Peduli
|
91,6%
|
100%
|
8,4%
|
|
4.
|
Sosial Santun
|
86,1%
|
100%
|
13,9%
|
|
5.
|
Sosial Tanggung Jawab
|
94,4%
|
100%
|
5,6%
|
Tabel 4 Tanggapan Siswa
terhadap Pembejaran Memproduksi Teks Eksposisi pada Siklus I dan Siklus II
|
No.
|
Pertanyaan
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
|
|
1.
|
Bagaimana perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis yang baru
saja dilakukan?
|
Siswa senang
mengikuti pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis.
|
Siswa merasa
sangat senang mengikuti pembelajaran karena bisa mengetahui cara memproduksi
teks eksposisi secara tertulis dengan lebih mudah.
|
|
|
2.
|
Apa saja kemudahan dan kesulitan yang
dialami selama mengikuti pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara
tertulis yang baru saja dilakukan?
|
Kesulitan yang
dirasakan pada saat menentukan topik, membuat kerangka,
dan mengembangkan kerangka.
|
Pembelajaran
ini sangat menyenangkan karena mempermudah siswa memproduksi teks eksposisi
secara tertulis.
|
|
|
3.
|
Bagaimana pendapat siswa mengenai
pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis yang baru saja dilakukan?
|
Pembelajaran
ini menyenangkan, namun ada beberapa siswa yang masih kesulitan.
|
Pembelajaran
ini sangat menyenangkan.
|
|
|
4.
|
Apa saran siswa berkaitan dengan
pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis yang baru saja
dilakukan?
|
Pembelajaran
dengan pendekatan dan media ini harus lebih sering
dilakukan.
|
Cara ini sangat menarik dan seru,
beritahukan kepada guru bahasa Indonesia.
|
PENUTUP
Berdasarkan data, analisis, dan pembahasan dalam penelitian ini
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil simpulan
sebagai berikut: (1) pada
siklus I aspek pengamatan proses pembelajaran yang meliputi aspek keintensifan
proses pembelajaran, kekondusifan proses pembelajaran, keefektifan tindakan
dalam proses pembelajaran, dan kereflektifan dalam proses pembelajaran memperoleh
nilai rata-rata sebesar 63,5% sedangkan pada siklus II persentase rata-rata
yang diperoleh sebesar 88,5%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran memproduksi
teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual berjalan dengan baik dan
menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 23%. (2) terjadi peningkatan hasil tes keterampilan memproduksi
teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual. Hasil siklus I mencapai 66,7% pada persentase
ketuntasan sedangkan siklus II diperoleh ketutasan sebesar 88,8%. Hal ini
menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 22,2%. (3) perilaku pada siklus II mengalami perubahan ke
arah yang lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Artinya,
secara umum seluruh aspek yang diamati, yaitu sikap sreligius dan sikap sosial
jujur, peduli, santun, tanggung jawab pada siswa kelas X Sosial 1 SMA Negeri 2
Pati mengalami perubahan ke
arah
yang lebih baik. (4) Tanggapan
siswa terhadap pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis
menggunakan pendekatan scientific dengan
media audiovisual menunjukkan respon yang baik. Secara umum siswa menyukai
pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis menggunakan pendekatan scientific dengan media audiovisual karena
teknik dan media yang digunakan dianggap menyenangkan dan dapat memudahkan
siswa dalam memproduksi teks eksposisi secara tertulis.
Penelitian
ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran memproduksi teks eksposisi secara tertulis
dan mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa. Saran yang dapat disampaikan
kepada guru bahasa dan sastra Indonesia agar menggunakan atau menerapkan pendekatan scientific
dan media audiovisual
dalam pembelajaran memproduksi
teks eksposisi secara tertulis. Bagi para peneliti di bidang
bahasa dan sastra Indonesia disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai keterampilan memproduksi
teks eksposisi secara tertulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Anderson, M dan Anderson, K. 2003.Type Text In English 1. Australia: Macmillan Education Australia RTY LTD
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar.
2009. Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X untuk Siswa. Jakarta: Kemendikbud
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X untuk Guru. Jakarta: Kemendikbud
Kosasih,
Engkos. 2013. Kreatif Berbahasa Indonesia
untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Komentar
Posting Komentar